Wednesday, August 18, 2004

Quo Vadis Masa Depan Bangsa?

Judul di atas diambil dari bahasa latin, yang artinya "mau kemana" biasanya kalimat tersebut diungkapkan atas sebuah pertanyaan atau sesuatu hal yang tidak kita ketahui. Pertanyaan ini layak kembali kita kemukakan disaat kita memperingati Hari Kemerdekaan, walaupun bagi sebagian orang masih mempertanyakan apa makna dan hakekat dari kemerdekaan itu sendiri. Ibarat manusia usia 59 adalah menjelang senja, tapi bagi sebuah bangsa usia seperti itu adalah masih terbilang belia. Karena bagaimanapun para pendiri bangsa kita tentu tidak pernah membatasi sampai berapa ratus tahun bahkan abad usia bangsa Indonesia.

Apa sebenarnya yang bisa kita banggakan kepada sesama bangsa lain di dunia ini, atau apa yang nanti akan kita wariskan untuk anak-cucu kita kelak. Setumpuk utang luar negeri kah yang hanya dinikmati oleh segelintir orang yang menamakan dirinya konglomerasi? Segudang persoalan konflik lokal kah yang seringkali merenggut ratusan bahkan ribuan nyawa anak-anak sesama negeri? Selusin persoalan pendidikan yang tiba-tiba menjadi barang mahal di negeri ini kah?

Dalam perjalanan kita sejak 'merdeka' hingga kini, telah banyak kepentingan rakyat yang diabaikan. Alih-alih menjadi pelayan rakyat, pemerintah justru semakin menunjukkan dirinya sebagai pelayan pemilik modal dan pihak asing. Demi memenuhi ‘perintah’ IMF, misalnya, berbagai kemaslahatan rakyat, listrik, telekomunikasi, air, subsidi pertanian, pendidikan, kesehatan dan obat-obatan, dan sebagainya, dirampas dari rakyat; bahkan rakyat kemudian harus membeli semua itu, yang notabene adalah hak mereka, dengan harga yang amat mahal. Walhasil, rakyat justru kemudian dipaksa untuk memenuhi kepentingan pejabat, pemilik modal, dan pihak asing.

Dimana sebenarnya tanggung jawab para penyelenggara negara ini?

Ah.. saya tidak tahu lagi bagaimana nanti saya harus menjawab pertanyaan anak-anak saya kelak, jika suatu saat mereka menagih apa yang seharusnya mereka dapatkan sebagai bekal untuk meneruskan laju perjalanan bangsa ini.

No comments: